Selasa, 31 Agustus 2010. Pulang kantor sudah jam 3 lebih, padahal hari ini ada undangan buka bersama di kantor jam 4. Ngebut........, sampai terengah2 rasanya menuju rumah.
Treteeeettt.......sampai di rumah anak2 masih pada tidur. Melihat pulasnya, tak tega rasanya untuk membangunkan. Akhirnya kutunggu sambil menyiapkan segala keperluan mereka.
Jam 4 pas, belum bangun juga. "Ayo, bangun, bangun, mandi, sholat!" Glodak, gubrak, mulailah acara hiruk pikuk rutinitas rebutan kamar mandi. Dan......setengah 5 semua sudah duduk manis dalam mobil.
Karena Abi belum bisa meninggalkan kantor, maka kami berempat berangkat sendiri. Tancap gas, selip kanan selip kiri sambil terus lihat jam yang gak mau berhenti, ....... semogaaaaa sampai di kantor tidak keduluan bapak pimpinan.
Di depan lampu lalu lintas sudah menyala kuning, kuinjak gas kuat2, yaaaachh.....ga nutut juga. Lampu merah menyala kuterobos saja. Tiba2,
"Kok, umik tidak tertib!" anakku yang kecil lantang menyeru
"Ng..., anu..., ng....., .......lha umik kesusu lho dik, mau direm gak bisa!" jawabku terbata2.
Astaghfirulloh, aku telah lupa. Bukankah selama ini telah kuajarkan anak2 bagaimana harus tertib di jalan, bagaimana harus mematuhi peraturan, harus memperhatikan rambu2. Dan hari ini aku telah mengajarkan satu hal jelek pada anakku "kalau keburu2 boleh melanggar rambu".
Inilah sesungguhnya tugas berat seorang ibu. Karena ibu adalah "madrasatul-ula" maka seorang ibu mesti berhati2 menjaga sikap, berhati2 menjaga cakap, yang lebih ekstrem lagi seorang ibu mesti "perfect". Apapun yang diajarkan atau tidak sengaja diajarkan pada anak2 akan membentuk pribadi mereka dan akan terbawa sepanjang hidupnya. Jadi mari jangan berhenti untuk selalu memperbaiki diri.
Jombang, 31 Agustus 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar